Langsung ke konten utama

3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan seorang guru harus mampu memimpin upaya membangun lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik, merencanakan dan melaksanakan proses belajar yang berpusat pada peserta didik, memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada peserta didik, serta melibatkan orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar di sekolah.

Untuk dapat mengimplementasikan pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah, maka seorang pemimpin pembelajaran harus mampu bersinergi dengan semua pihak yang ada di sekolah baik dewan guru, staff, siswa, orang tua siswa, dan juga masyarakat sekitar sekolah untuk dapat secara bersama-sama memetakan segala sumber daya (aset) yang dimiliki sekolah dan menjadikan segala aset tersebut sebagai kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. 

Salah satu aset yang paling utama yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia. Jika modal manusia ini mampu dimanfaatkan dan dikelola dengan baik maka mutu pendidikan di sekolah akan meningkat. Seorang pemimpin sekolah harus mampu menggerakkan guru-guru yang ada di sekolah untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan, dan juga pembelajaran berdiferensiasi, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru lebih berpihak pada murid. Dengan sekolah mampu mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka segala minat, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh murid akan dapat berkembang dengan maksimal.



·       Kaitan dengan Modul Refeleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah suatu proses memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia (guru dan murid). Pemimpin harus memastikan para gurunya melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya (kodrat alam dan kodrat zaman). Dengan demikian maka murid akan dapat memaksimalkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupannya.

 

Kaitan dengan Modul Nilai dan Peran Guru Penggerak

Seorang pemimpin harus mampu memastikan modal manusia yang dimiliki sekolah utamanya guru agar dapat menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bergotong royong, serta kreatif.

 

Kaitan dengan Modul Visi Guru Penggerak

Materi pada modul ini (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) juga berkaitan dengan materi visi guru penggerak. Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah dan tentunya visi yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya yang dimiliki sekolah utamanya guru dan juga murid. Melalui penerapan Inkuiri Apresiatif dengan menggunakan tahapan BAGJA, seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan menggerakkan warga sekolah untuk melakukan perubahan positif. Perubahan positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan budaya positif dengan demikian modul ini pun berkaitan dengan modul 1.4 tentang budaya positif. 

 

Kaitan dengan Modul Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional, dan Coaching 

Dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin harus mampu melasanakan pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan profil siswa atau yang dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memetakan aset/sumber daya yang dimiliki utamanya aset manusia yaitu siswa. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakannya akan bermakna bagi siswa.

 

Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa. Sebagai seorang pemimpin kita harus memahami sisi sosial emosional siswa, sehingga ketika ada siswa kita yang mengalami permasalahan maka kita akan dapat memberikan layanan berupa coaching. Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan. Dengan demikian maka siswa akan dapat berkembang dengan maksimal. 

Kaitan dengan Modul Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pada modul ini seorang pemimpin sudah mempelajari bagaimana caranya mengambil sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya ketika berada dalam situasi dilema etika. Ada 9 langkah yang harus dilewati ketika mengambil dan menguji keputusan. Dalam pengelolaan sumber daya/aset juga dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan saat melaksanakan pengelolaan sumber daya yang dimiliki.

Sebelum mempelajari  modul ini, saya memiliki paradigma deficit based asset artinya saya melihat ekosistem sekolah dalam sudut pandang   kelemahan sehingga  keunggulan atau potensi yang ada seolah tertutupi. Hal ini mengakibatkan saya mengalami kesulitan dalam memobilisasi sumber daya yang ada untuk kepentingan pembelajaran peserta didik karena saya lebih sering terfokus pada masalah yang dihadapi. Setelah mempelajari modul 3.2 ini, perspektif saya ternyata selama ini keliru. Untuk melakukan transformasi pendidikan di sekolah pendekatan asset based community development merupakan langkah terbaik dan lebih relevan karena  berfokus pada kekuatan yang dimiliki dalam ekosistem sekolah sehingga memudahkan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan melaksanakan rencana aksi transformasi pendidikan yang berpihak pada peserta didik untuk mewujudkan pelajar yang berprofil pancasila.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Kabupaten Probolinggo

  Pada tanggal 24 Juni 2024 kegiatan Lokakarya Orientasi Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 11 kabupaten Probolinggo dilaksanakan yang bertempat di SMPN 2 Kraksaan. Berikut adalah catatan kegiatan Lokakarya Orientasi PPGP Angkatan 11 kabupaten Probolinggo. LAPORAN KEGIATAN LOKAKARYA ORIENTASI   Peserta Pada Lokakarya Orientasi kali ini bertempat di SMPN 2 Kraksaan dengan jumlah peserta dari unsur Penanggung Jawab Kegiatan (BBGP Jatim), Pengajar Praktik sejumlah 11 orang, Calon Guru Penggerak, panitia pelaksana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo dan cabang dinas Pendidikan wilayah Probolinggo, Kepala Sekolah, Pengawas serta Pemonev dari BBGP Jawa Timur.  Pada Lokakarya Orientasi hari kedua ini dibagi menjadi 4 kelas yaitu kelas Probolinggo 6, Probolinggo 7, Probolinggo 8 dan Probolinggo 9. Aktivitas pembelajaran Aktivitas pembelajaran untuk Lokakarya Orientasi dengan  agenda sebagai berikut: Pembukaan Pembukaan dilakukan oleh Ba...

PROFIL DIRI Calon Guru Penggerak

Tergerak Bergerak Menggerakkan...... Mohon izin saya memperkenalkan diri sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 7. Pendidikan guru penggerak yang seolah menghidupkan kembali ghiroh sebagai seorang pendidik. Apalagi setelah melakukan aksi nyata banyak sekali hati ini tersadarkan. Oh mungkin kondisi seperti inilah yang diharapkan oleh murid selama ini. Mereka merasa dihargai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi serta tersentuh dengan integrasi sosial emosional dalam pembelajaran. Keberadaan dan peran mereka merasa dihargai dengan konsep penanaman budaya positif kesepakatan kelas. Segala harapan, cita-cita dan kenginingan mereka tentang konsep kelas ideal dapat terakomodir.  Dan mereka mempunyai keyakinan dan kepercayaan penuh memiliki kekuatan/potensi, yang dengan potensi itu mereka mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahannya sendiri. Guru hanya sebagai coach yang berperan melejitkan potensi mereka miliki. Terpilih sebagai peserta pendidikan guru penggerak itu anugerah k...

Aksi Nyata - Penerapan Coaching dalam Kegiatan Supervisi Akademik

  Coaching untuk Supervisi Akademik memberikan ruang bagi Anda untuk berlatih membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar Anda. Perubahan strategis yang sejalan semangat Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar isi-standar proses-standar penilaian) yang bermakna dan kualitas sumber daya guru dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid pada Satuan Pendidikan di sekolah dan daerah Anda. Berikut ini merupakan aksi nyata kegiatan Coaching yang dilaksanakan dalam Pendidikan Guru Penggerak meliputi Pra observasi, observasi kelas dan pasca observasi. Perjalanan Anda tidak berhenti sampai disini untuk menjadi  coach  handal bagi rekan sejawat Anda. Silahkan bereksplorasi, bereksperimen untuk mengasah paradigma berpikir dan keterampilan  coaching  Anda. Silahkan...